Cinta Sejati


CINTA SEJATI COVER

Cinta Sejati

Staring by : Cho Kyuhyun & Choi Sooyoung
Written by : achan_gimbelz

Note: Terinspirasi dari salah satu soundtrack film Indonesia, Habibi & Ainun. Dan ini kupersembahkan untuk bias spesialku, KyuYoung dan fans spesial yang keberadaannya dianggap angin lalu oleh fandom lain :v

Anggep aja typo itu bonus dari gue! 😉
Okay, happy reading gaessyy!!!

Author Pov

Suasana pagi yang tenang menyelimuti desa Yurichi, provinsi Gangwon. Semua warga desa itu terlihat bersemangat menjalani aktivitas rutin mereka, berladang.

Tidak terkecuali dengan keluarga kecil Cho. Namun, ada yang berbeda dari rutinitas mereka biasanya, karena hari ini Cho Kyuhyun akan mengikuti audisi untuk bergabung dengan sebuah grup orkestra ternama kebanggaan Korea Selatan yang sedang mempersiapkan tur dunia. Grup orkestra tersebut sedang membuka kesempatan bagi musisi yang paling kompeten untuk bergabung dengan mereka.
Dan Cho Kyuhyun tidak akan melewatkan kesempatan emas tersebut.

“Cho Kyuhyun!!! Cepatlaaaah!!” Teriak seorang yeoja didepan rumahnya. Waktu masih menunjukkan pukul 05.30 pagi, terlalu pagi untuk berteriak senyaring itu. Itu karena yeoja tersebut terlalu bersemangat. Ya, bersemangat karena teman masa kecilnya akan mewujudkan mimpinya menjadi pemain orkestra ternama.

Yeoja itu adalah Choi Sooyoung, satu-satunya wanita yang menemani hidup Kyuhyun sejak mereka berdua terlahir dibulan dan ditahun yang sama 24 tahun yang lalu.

Yeoja dengan tinggi badan bak model ternama, kaki jenjang yang dimilikinya menjadi aset yang paling dibanggakannya. Tapi Kyuhyun lebih menyukai dahi indahnya dan juga mata bulat yang selalu bersinar serta bibir tipis yang selalu tersenyum manis. Ahh, Kyuhyun menyukai semua yang ada pada Sooyoung. Segala kebaikan dan keburukan yeoja itu. Bagi Kyuhyun, Sooyoung adalah hidupnya. Begitupun sebaliknya.

“Kyuhyun gendut palliwa!” Sekali lagi Sooyoung berteriak keras. Jika orang yang tidak mengenalnya mungkin sudah melemparkan batu pada yeoja yang mengenakan dress selutut berwarna peach dan rambut dikepang satu dengan ponitail menjuntai didahi indahnya ini. Namun, semua warga di desa ini sudah sangat mengenalnya. Karena itulah orang-orang yang berlalu-lalang hanya tersenyum sambil menggeleng melihat bagaimana sikap kembang desa ini pada sahabatnya, Cho Kyuhyun.

“Ya! Kurus! Kau berisik sekali sih?” Kyuhyun keluar sambil mengomeli Sooyoung. Yang dibalas dengan cibiran kecil dari yeoja itu.

“Habisnya kau lama sekali sih!” Omelnya lagi. Kyuhyun hanya menggeleng sambil tersenyum. Biasanya, Kyuhyun yang akan mengomeli Sooyoung jika wanita itu terlalu lama memilih baju untuk dipakai ketika mereka ingin pergi ke kota. Tapi sekarang justru wanita ini yang mengomelinya.

“Kalian sudah siap?” Tanya ayah Kyuhyun yang baru saja mengunci pintu rumahnya.

“Selamat pagi ayah!” Sapa Sooyoung sambil memeluk hangat Tuan Cho Yeunghwan, ayah Kyuhyun. Inilah salah satu kebiasaan wajib pagi hari yang dilakukan Sooyoung.

“Selamat pagi anakku. Kau cantik sekali sayang!” Balas Tuan Cho sambil mengelus dengan sayang kepala Sooyoung. “Aku memang selalu cantik ayah!”

“Cishh. Pede sekali kau jidat!”
“Diam kau gendut!”

“Sudah-sudah, lebih baik kita berangkat sekarang!” Tuan Cho melerai pertengkaran kecil kedua anaknya itu.

Sooyoung mengangguk patuh dan merangkul lengan Tuan Cho untuk berjalan bersamanya, sedangkan Kyuhyun berjalan dibelakang mereka dengan membawa tas punggung dan sebuah tas biola.

Hari ini Kyuhyun akan ikut audisi pemain orkestra di kota. Kyuhyun memang sangat pandai bermain musik, terutama biola dan piano. Semua warga didesa tahu bakat Kyuhyun ini, karena itulah mereka sangat mendukung Kyuhyun untuk mengikuti audisi ini.

Dan orang pertama yang paling mendukung Kyuhyun adalah Choi Sooyoung. Satu-satunya teman, sahabat, adik dan keluarga wanita yang dimilikinya.

Kyuhyun dan Sooyoung memiliki latar belakang kehidupan yang hampir sama. Mereka terlahir dari keluarga yang berprofesi sebagai petani. Dan ayah Kyuhyun dikenal sebagai Kepala Desa Yurichi.
Mereka tumbuh bersama sejak dalam kandungan. Persahabatan yang dijalin oleh kedua orang tua mereka terus berlanjut ketika mereka lahir.
Tapi malang bagi Kyuhyun karena dia harus kehilangan ibunya dihari ia dilahirkan. Karena pendarahan yang dialaminya terlalu parah dan dokter tidak bisa menolong banyak karena ternyata nyonya Cho memiliki tumor ganas dirahimnya yang tidak diketahui sebelumnya.

Kyuhyun dirawat oleh ayahnya sendiri, tapi tak jarang juga Kyuhyun diasuh oleh ibu Soogoung. Bahkan hampir setiap hari. Karena itulah mereka tumbuh bersama-sama.

Dan hal yang lebih menyedihkan dialami oleh Sooyoung. Yeoja itu harus kehilangan ayahnya saat usianya lima tahun. Ayahnya meninggal karena serangan jantung. Dan Sooyoung harus kehilangan untuk yang kedua kalinya saat usianya tujuh belas tahun. Ibunya meninggal karena kanker hati yang dirahasiakan olehnya.
Itulah sebabnya kenapa Kyuhyun dan Sooyoung sangat dekat. Karena mereka saling membutuhkan satu sama lain. Dan kini, yang mereka punya hanya Tuan Cho yang selalu menjaga dan membimbing mereka untuk tumbuh menjadi anak yang membanggakan.

Mereka telah sampai distasiun kereta setelah hampir menempuh perjalan dengan bus selama dua jam dari rumah. Setelah ini, Kyuhyun harus naik kereta untuk sampai ke kota dimana audisi tersebut dilaksanakan.

“Ingat, jangan lupa berdoa sebelum masuk ruang audisinya! Jangan lupa jaga kondisimu! Dan jangan lupa hubungi kami!” Pesan Sooyoung sebelum Kyuhyun masuk kedalam kereta. Kyuhyun hanya memutar matanya jengah. Sooyoung bahkan lebih cerewet daripada Nyonya Choi saat merawatnya dulu. Bahkan ayahnya saja tidak secerewet wanita ini.

“Kau mendengarku tidak?” Bentak Sooyoung karena Kyuhyun tidak merespon apa-apa.

“Iya bawel!” Balas Kyuhyun singkat sambil mencubit pipi chubby Sooyoung. Membuat yeoja itu mengaduh kesakitan. Hingga tuan Cho lagi-lagi harus melerai mereka.

“Hentikan anak-anak! Ini ditempat umum!” Ucap Tuan Cho. Keduanya pun berhenti bertengkar tapi masih saling memberi tatapan tajam.

“Yang Sooyoung katakan benar, Kyu. Kau harus berhati-hati disana. Jaga dirimu baik-baik!” Pesan ayah.

“Ya Tuhan, aku hanya pergi sehari tapi kalian sangat berlebihan!” Balas Kyuhyun lalu memeluk ayahnya erat.

Ayahnya tersenyum dan menepuk pelan punggung Kyuhyun. Dan diam-diam, Sooyoung menyeka air matanya. Terharu melihat kedekatan Kyuhyun dan ayahnya. Dan sedikit merasa iri karena dia merindukan orang tuanya yang sudah tiada.

Kyuhyun melepas pelukan ayahnya ketika melihat Sooyoung menyeka air matanya. Dia tahu, wanita ini pasti sedang iri padanya.

Kyuhyun mendekat kearah Sooyoung dan langsung memeluk Sooyoung erat. “Uljima” bisiknya lembut.

Sooyoung mengangguk pelan. Dia hanya bisa menurut ketika Kyuhyun menyuruhnya untuk tidak menangis. Karena Kyuhyun sangat benci ketika Sooyoung mengeluarkan air matanya.

“Doakan aku  agar aku bisa lolos audisi ini. Karena jika aku lolos, ada yang ingin kukatakan padamu” ucap Kyuhyun lagi. Sooyoung mendongakkan kepalanya. “Apa yang ingin kau katakan?” Tanyakan.

Kyuhyun menjauhkan sedikit badannya, “akan kukatakan jika aku lolos audisi nanti.”

“Kalau begitu, kau harus berusaha keras agar lolos karena aku menunggumu” balas Sooyoung tersenyum. Kyuhyun juga ikut tersenyum sambil mengangguk. “Tolong jaga ayahku dengan baik!” Ucap Kyuhyun lagi lalu mengecup pelan kening Sooyoung.

Suara pemberitahuan keberangkatan kereta bergema disetiap sudut stasiun. Kyuhyun bersiap masuk kedalam kereta. “Jaga diri kalian baik-baik” pesan Kyuhyun. Tuan Cho mengangguk pelan begitu juga Sooyoung. Kereta pun mulai melaju dan meninggalkan stasiun.

Kyuhyun menyandarkan kepalanya di jendela kereta. Menutup matanya dan meresapi lantunan musik klasik dari earphonenya. Perlahan Kyuhyun terlelap karena perjalanan membutuhkan empat puluh lima menit.

Sementara ditempat lain, Sooyoung sedang menyandarkan kepalanya dibahu Tuan Cho. Menikmati waktunya bersama seorang pria yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri. Sudah lama mereka tidak jalan-jalan bersama setelah Kyuhyun dan Sooyoung lulus senior high school. Dan kini Sooyoung terlihat sangat nyaman bersandar di bahu tuan Cho.

Tuan Cho mengelus kepala Sooyoung dengan sayang. Tersenyum kecil kala mengingat kenangannya bersama Sooyoung dan keluarganya dulu. Mereka sering mengadakan piknik bersama. Tawa dan canda selalu mewarnai hidup mereka, hingga rasa kehilangan itu merubah segalanya. Kematian Nyonya Choi tidak hanya membuat Sooyoung terpuruk, tetapi Tuan Cho juga merasakan kehilangan yang amat dalam. Karena Nyonya Choi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupannya. Salah satunya karena telah membantu merawat Kyuhyun.

“Sudah lama sekali kita tidak jalan-jalan seperti ini ya sayang?” Ucap tuan Cho. Sooyoung mengangguk pelan masih sambil bersandar. Tangannya menggenggam hangat tangan Tuan Cho.

“Ya, sudah lama sekali sebelum ayah disibukkan dengan urusan desa.” Balas Sooyoung manja. Ia mendongakkan kepalanya menatap Tuan Cho.

“Maafkan ayah, nak!” Hanya itu yang selalu Tuan Cho ucapkan ketika Sooyoung atau Kyuhyun memprotes dirinya yang terlalu sibuk mengurus urusan desa. Tapi Kyuhyun dan Sooyoung memakluminya. Mereka mengerti hal tersebut hanyalah cara tuan cho untuk menghilangkan rasa rindu, jenuh, serta kehilangan yang mendalam didalam hatinya. Dan beruntung, Sooyoung dan Kyuhyun tetap tumbuh menjadi anak yang membanggakan.

Sooyoung menjadi seorang tenaga medis sukarela dirumah sakit kecil di desanya. Dan kini Kyuhyun menjadi calon anggota orkestra. Tuan Cho pasti sangat bangga pada kedua anaknya.
Sooyoung tersenyum sambil menggenggam lebih erat tangan tuan Cho. Seolah mengatakan tidak perlu ada yang dimaafkan.

“Berjanjilah pada ayah untuk selalu menemani Kyuhyun sampai kapanpun, Sooyoung-ah!” Ucap ayah Kyuhyun pelan.

“Tanpa ayah pinta, aku akan melakukannya ayah.” Balas Sooyoung. Tuan Cho tersenyum lantas mencium kening indah Sooyoung.

“Itu berarti kau setuju untuk aku nikahkan dengan Kyuhyun?”

“Nde?”

“Ayah ingin kau menikah dengan Kyuhyun, sayang! Karena hanya kau yang paling mengertinya. Bahkan kau mengenalnya lebih baik daripada ayah.”

“Tapi ayah, bukankah kau sudah menganggapku sebagai anakmu?”

“Lalu? Bukankah jika kau jadi menantuku, kau tetap jadi anakku?”

“Tapi..” Sooyoung menggantungkan perkataannya.

“Wae? Shireo?” tanya Tuan Cho.

“Aku..”

“Mungkin kau berfikir akan ada rasa yang berbeda jika nanti kau menjadi istri Kyuhyun. Tapi percayalah sayang, tidak akan ada yang berubah sama sekali. Kau tetap akan menjadi anak ayah yang paling ayah sayangi” ucap tuan Cho lagi. Pria yang sudah menginjak usia setengah abad itu tersenyum. Senyum yang sangat menyejukkan bagi Sooyoung.

Dan Sooyoung menatap tuan Cho dalam sambil tersenyum. Lalu menganggukkan kepalanya pelan. Menyetujui lamaran tidak langsung dari calon mertuanya.

“Jika memang ayah menginginkanku menjadi istri Kyuhyun, aku akan melakukannya.” Balas Sooyoung.

“Terima kasih sayang. Ayah sangat senang mendengarnya! Ayah tidak akan merasa khawatir lagi untuk mencari pendamping hidup Kyuhyun. Ayah yakin, kau adalah wanita yang paling sempurna untuk menemani Kyuhyun.”

Sooyoung hanya tersipu malu mendengar ucapan Tuan Cho. Lantas yeoja itu hanya menyembunyikan wajahnya dipelukan hangan tuan Cho.

“Ayah, jangan terlalu memujiku. Aku bukan wanita sempur- AARRGGHHHHH!!!”
BRAAKKK
CKIIITTTTTTTTTTT….

Tiba-tiba bus yang dinaiki Sooyoung dan Tuan Cho mengalami kecelakaan. Sebuah truk besar dari arah berlawanan menabrak bus yang mereka tumpangi dan menghantam tepat ditengah bus hingga bus tersebut terguling melewati pembatas jalan. Suara decitan ban sangat memekakkan telinga. Sooyoung memeluk Tuan Cho dengan erat. Tuan Cho yang berusaha melindungi Sooyoung dengan tubuhnya mengukung tubuh Sooyoung.

Bus tersebut mengalami kerusakan parah. Hingga tuan Cho mengalami luka paling parah karena mereka duduk diposisi kursi tengah, tepat dengan posisi yang ditabrak.

Sooyoung mengerjapkan matanya, kepala bagian belakangnya terbentur kursi cukup keras. Membuat kepalanya serasa berputar dan pandangannya mengabur. Dan hal terakhir yang ia lihat adalah Tuan Cho yang terluka parah dengan darah yang keluar dari hidung, telinga dan kepalanya. Dan Sooyoungpun tak sadarkan diri.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya perlahan. Mencoba mengatur debaran jantungnya yang berubah sedikit cepat. Sebentar lagi giliran dirinya untuk dipanggil audisi. Kyuhyun gugup, tapi entah kenapa perasaannya menjadi tidak tenang. Tangannya berkeringat, begitu juga dengan pelipisnya. Hatinya resah, seperti sesuatu yang buruk telah terjadi. Tapi Kyuhyun sebisa mungkin menghalau perasaan itu.

“Cho Kyuhyun, Kim Ryeowook, Henry Lau, Lee Donghae, silahkan masuk kedalam ruangan!” Seorang yeoja yang bertugas memanggil para calon peserta keluar dari sebuah ruangan. Kyuhyun menghembuskan nafasnya sekali lagi. Menenangkan hatinya yang semakin berdebar kencang.
“Santai saja bung! Tidak perlu nervous seperti itu” ucap seorang pria yang bernama Lee dongahe sambil menepuk bahu Kyuhyun pelan. Kyuhyun hanya tersenyum singkat sebagai balasan pada orang yang belum dia kenal itu. Mereka pun berdiri dan mengikuti yeoja tadi masuk kedalam ruangan. Namun langkah Kyuhyun terhenti ketika mendengar obrolan dua orang wanita yang juga menjadi peserta audisi.

“Kau sudah dengar berita kecelakaan di desa Yurichi? Sebuah bus tertabrak truk besar hingga rusak parah. Banyak korban yang kritis bahkan ada korban meninggal.” Ucap salah satu dari yeoja itu.

“Benarkah?” Tanya yang lainnya. Yeoja itu hanya mengangguk.

Kyuhyun melebarkan matanya. Mendengar nama desa tempat tinggalnya disebut membuat Kyuhyun semakin berdebar. Kali ini lebih parah. Apakah itu bus yang ditumpangi Sooyoung dan ayahnya?

“Cho Kyuhyun-ssi? Apa yang sedang kau lakukan disana? Kau tidak ingin ikut audisi?” Tanya wanita yang tadi menyebutkan namanya untuk masuk ke dalam ruangan. Kyuhyun tersadar dari lamunannya. “Semoga saja itu bukan bus yang ayah tumpangi!” Batin Kyuhyun.
“Cepatlah!” Ucap wanita itu lagi.
“Nde” Kyuhyun masuk kedalam ruangan itu dan memulai audisinya.

Kyuhyun mulai memainkan biolanya bersamaan dengan peserta yang lain. Kyuhyun pun memejamkan matanya, berkonsentrasi dengan biola yang dimainkannya.

Melodi yang dimainkan adalah melodi yang diperintahkan oleh para juri. Kyuhyun sudah sering memainkan melodi ini. Jadi, dia tidak begitu kesusahan memainkannya. Dan karena melodi ini sering ia mainkan ketika menghabiskan waktu malam bersama Sooyoung dirumah. Sooyoung sangat menyukai melodi ini. Dan Kyuhyun dengan senang hati memainkannya untuk Sooyoung. Dan kini, Kyuhyun memainkannya sambil membayangkan Sooyoung sedang berada disampingnya. Memandangnya dengan binar kebahagiaan.

Mereka selesai memainkan melodi tersebut dengan sangat baik. Membuat beberapa juri yang menilai bertepuk tangan. Para peserta saling tersenyum satu sama lain karena merasa telah berhasil membuat para juri terpikat.

Para juri pun menuliskan sesuatu dicatatan mereka dan mengomentari penampilan mereka.

“Baiklah, silahkan tunggu diluar. Kami akan umumkan peserta yang lolos tiga puluh menit lagi.”

Semua peserta mengangguk, dan mereka meninggalkan ruang audisi setelah dipersilahkan untuk keluar.

Kyuhyun menghembuskan nafasnya dengan berat. Dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan menelepon Sooyoung. Tapi sayangnya, hingga panggilan Kyuhyun yang ketiga kali Sooyoung tetap tidak mengangkat panggilannya. Hatinya semakin resah.

Dengan cepat dia berlari kedepan televisi yang kebetulan tersedia dilobby tempat audisi. Dilayar tersebut sedang menunjukkan liputan berita kecelakaan secara live yang tadi dibicarakan oleh dua orang yeoja. Kyuhyun membelalakkan matanya begitu melihat lokasi kejadian. Itu desa tempat tinggalnya. Tidak jauh dari terminal bus di desanya. Dan Kyuhyun semakin terkejut begitu melihat sebuah tas dengan gantungan kunci berbentuk hati berwarna merah dan ada tulisan KyuYoung ditengahnya. Tas tersebut tersampir ditubuh seorang yeoja yang sedang diselamatkan oleh tim kepolisian.

Kyuhyun merasa dunia berhenti berputar. Dadanya sesak hingga dia tidak bisa bernafas. Yeoja yang sedang diselamatkan itu adalah Choi Sooyoung. Kepalanya terkulai ketika sedang digendong oleh seorang polisi dan terekam dengan jelas oleh kamera yang sedang meliput. Darah mengucur dari pelipisnya dan yeoja itu tidak sadarkan diri.

“Soo- Sooyoungie, a-abeoji?” Gumam Kyuhyun pelan. Tenggorokannya tercekat, nafasnya memburu dan air mata mengembang dipelupuk matanya. Kyuhyun ambruk ditempat dia berdiri. Perlahan, air matanya mengalir.

“Ya Tuhan, apa yang terjadi pada mereka?” Gumam Kyuhyun pelan. Donghae yang melihat Kyuhyun terduduk didepan televisi merasa bingung, lantas menghampirinya.

“Kyuhyun-ssi? Gwaenchanha?” Tanya Donghae sambil memegang pundak Kyuhyun. Tapi pri itu tidak bergeming dan justru menangis. Donghae semakin bingung lalu melihat ke arah televisi. Apa mungkin keluarga Kyuhyun ada yang menjadi korban kecelakaan itu?

Kyuhyun bangkit dari duduknya lalu sedikit berlari untuk mengambil tasnya. Merapikan biola yang dibawanya kedalam tasnya. Dengan terburu, dia hendak meninggalkan tempat audisi tapi Donghae mencegahnya.

“kau mau kemana? Pengumumannya sebentar lagi keluar” tanya Donghae yang dibalas dengan tatapan tajam.
“Lepaskan tanganmu!” Ucap Kyuhyun dengan dingin.

“Tapi kau tidak bisa pergi. Pengumumannya sebentar lagi. Jika kau pergi, kau bisa didiskualifikasi!”

“Persetan dengan pengumuman itu! Keluargaku baru saja kecelakaan. Mana mungkin aku diam saja disini?”

“Tapi bagaimana jika kau lolos? Akan sangat disayangkan jika kau melewatkannya!”

“Kau siapa huh? Darimana kau tahu aku akan lolos?”
“Aku lee donghae, orang yang audisi bersamamu tadi. Aku yakin kau akan lolos karena permainan biolamu tadi sangat bagus!”
“Cihh. Aku tetap tidak peduli dengan pengumuman itu! Jadi sekarang, lepaskan tanganmu!” Bentak Kyuhyun dengan keras. Hingga membuat semua orang yang berada di lobby itu menoleh kearahnya.

Donghae menghembuskan nafasnya kasar dan mengangkat tangannya ke atas tanda menyerah. Membuat Kyuhyun hendak meninggalkan tempat audisi. Tapi langkahnya terhenti karena para peserta tiba-tiba berlari menuju papan pengumuman yang terletak tepat dibelakang Kyuhyun.

Seorang panitia sedang menempelkan hasil pengumuman peserta yang lolos audisi. Waktunya lebih cepat dari yang dikatakan oleh juri tadi. Kyuhyun tidak bisa mengimbangi tubuhnya karena didesak oleh kerumunan yang ingin melihat hasil tersebut hingga Kyuhyun justru berdiri paling depan tepat dihadapan kertas itu.

Matanya terpaku pada satu nama diurutan paling atas. Namanya tertera dikertas tersebut. Kyuhyun membatu ditempatnya. Jadi, dia telah berhasil? Dia lolos audisi demgan nilai sempurna?

Entah apa yang harus Kyuhyun rasakan. Hatinya senang tapi juga sedih diwaktu yang bersamaan. Dia lolos audisi, dan harusnya ini menjadi kabar yang menggembirakan untuk ayahnya dan Sooyoung. Tapi mereka justru sedang berada dirumah sakit karena kecelakaan. Ya Tuhan! Kecelakaan??

Kyuhyun sudah berjanji akan mengatakan hal yang penting pada Sooyoung jika dia lolos. Tapi sekarang, Sooyoung mungkin sedang berada dirumah sakit dengan kondisinya yang Kyuhyun tidak ketahui.

“Bagi peserta yang lolos, silahkan datang kembali seminggu lagi untuk memulai latihan. Jangan lupa juga bawa persyaratan yang akan kami kirimkan melalui email.” ucap panita yang menempelkan pengumuman tersebut lalu pergi meninggalkan lobby.

“Sudah kubilang, kau pasti akan lolos Kyuhyun-ssi!” Ucap Donghae sambil menepuk bahu Kyuhyun pelan. “Sekarang, kau bisa pergi menemui keluargamu” ucapan Donghae itu menyadarkannya. Benar. Dia harus pulang secepatnya dan memberitahukan berita baik ini pada keluarganya. Keluarganya? Bagaimana keadaan mereka sekarang?

“Terima kasih banyak Donghae-ssi!” ucap Kyuhyun lalu berlari meninggalkan lobby.

Kyuhyun berlarian disepanjang lorong rumah sakit. Dalam perjalanan menuju rumahnya, Kyuhyun tidak henti-hentinya menghubungi Sooyoung. Beruntung seorang polisi mengangkatnya dan memberitahukan dimana Sooyoung dirawat. Tapi Kyuhyun belum bisa bernafas lega karena ayahnya belum diketahui keadaannya. Yang polisi itu katakan adalah ada seorang pria tua mengalami luka parah ketika ditemukan disamping Sooyoung.

Kyuhyun mengatur nafasnya yang terengah. Memasuki ruang UGD di rumah sakit kecil di desanya yang menjadi penampungan korban kecelakaan, tempat Sooyoung bekerja. Keadaan UGD sangat ramai. Banyak orang yang berlalu lalang membuat Kyuhyun sedikit sulit untuk menemukan Sooyoung.

Namun Kyuhyun langsung berlari ketika matanya menangkap tubuh Sooyoung berada diatas ranjang dipojok ruangan. Kyuhyun menggenggam erat tangan Sooyoung yang terasa sangat dingin.

“Soo. Sooyoungie! Sadarlah! Ini aku Kyuhyun!” Kyuhyun terus menepuk pelan pipi Sooyoung. Mencoba membangunkan Sooyoung yang tidak meresponnya sama sekali.

“Kyuhyun-ssi? Syukurlah kau datang! Sooyoung-ssi baik-baik saja, tidak mengalami luka parah. Hanya sedikit shock karena benturan dikepalanya” ucap seorang dokter yang menghampirinya. Kyuhyun menghembuskan nafasnya lega mendengar perkataan dokter tersebut.
“Tapi Kyu, ayahmu mengalami luka yang sangat parah. Dan sekarang dia sedang dioperasi. Berdasarkan keterangan polisi, ayahmu berusaha melindungi Sooyoung. Karena banyak pecahan kaca disekitar punggungnya dan tubuh ayahmu yang terhimpit membuat tulang rusuknya patah dan juga benturan keras dikepalanya membuat dia dalam keadaan kritis.” Ucap dokter tersebut.

“NDE?” Kyuhyun sangat terkejut mendengar ucapan dokter tersebut. Begitu juga dengan Sooyoung yang ternyata sudah sadarkan diri ketika dokter itu menghampiri Kyuhyun.

“Ka-kau berbohong kan dokter lee?” Tanya Sooyoung parau. Kyuhyun menolehkan kepalanya ke arah Sooyoung. Sedikit bersyukur karena yeoja itu sudah sadarkan diri.

“Sooyoung-ah? Kau sudah sadar?” Tanya Kyuhyun pelan.
“Katakan padaku kalau kau sedang berbohong dokter Lee! Ayah tidak mungkin kritis! Tidak mungkin!” Ucap Sooyoung histeris.

“Tenanglah Soo!” Kyuhyun mencoba menenangkan wanita itu dengan menggenggam erat tangan Sooyoung.

“Bagaimana aku bisa tenang, huh? Ayah sedang kritis dan itu semua karenaku!” Bentak Sooyoung. Yeoja itu bangkit dari tidurnya dan langsung mencabut selang infus ditangannya. Membuat darah mengucur dari bekas jarum infus itu. Sooyoyng meringis pelan merasakan sakit ditangannya dan juga kepalanya yang berdenyut.

“Sooyoung-ah, tenanglah! Tim dokter sedang berusaha menyelamatkan tuan Cho. Sekarang kau hanya perlu berdoa untuk kesembuhannya. Itu yang tuan Cho butuhkan saat ini” ucap dokter. Sooyoung hanya bisa terisak sambil terduduk diatas ranjang pasien.

Kyuhyun memeluk Sooyoung dengan erat. Mencoba menenangkan wanita itu, dan juga menenangkan hatinya sendiri. Kyuhyun tahu, Sooyoung pasti sangat terguncang dan akan menyalahkan dirinya sendiri karena kejadian ini. Tapi mendengar perkataan dokter, sebenarnya ini bukan salah Sooyoung. Ayahnya hanya berusaha untuk melindunginya. Tentu saja, mana ada orang tua yang tidak ingin melindungi anaknya?

Sooyoung terisak sangat kencang dipelukan Kyuhyun. Memukul pelan dada Kyuhyun sambil menyalahkan dirinya sendiri.

“Shh.. tenanglah Soo! Ini bukan salahmu! Kita doakan semoga ayah cepat sadar. Ne?” Ucap Kyuhyun menenangkan sambil terus mengusap lembut kepala Sooyoung. Memberikan kecupan ringan dipuncak kepala gadis itu. Tapi Sooyoung terus menangis dalam waktu cukup lama hingga dia tertidur dipelukan Kyuhyun.

Sooyoung pov

Aku duduk terdiam disamping ayah. Operasi yang dijalankannya berjalan lancar. Tapi dia tetap dalam keadaan kritis. Dan sekarang sudah tiga hari ayah koma. Terbaring lemah dengan banyaknya peralatan medis menempel ditubuhnya.

Wajahnya sangat pucat pasi. Membuatku merasa sangat bersalah karena kecelakaan itu. Andai saja ayah tidak melindungiku, mungkin dia tidak akan mengalami hal seperti ini.

Lagi, air mataku mengalir dengan deras. Rasa bersalah dan penyesalan selalu menghantuiku melihat kondisi ayah seperti ini. Aku merasa menjadi anak yang selalu membawa sial pada seluruh anggota keluargaku. Ayahku meninggal, ibuku juga dan sekarang ayah Kyuhyun yang sudah kuanggap sebagai ayahku sendiri. Tuhan, tolong selamatkan ayahku.

Ckleek..

Aku menoleh kearah pintu yang menampakkan Kyuhyun dengan jinjingan plastik ditangannya. Lalu aku kembali menatap ayah yang masih belum mau membuka matanya.

“Soo, ini aku bawakan bubur kesukaanmu. Spesial dari ahjumma Kim yang membuatkannya secara khusus untukmu.” Ucap Kyuhyun sambil membuka bungkusan itu dan menyodorkannya ke arahku. Aku hanya diam. Rasanya aku tidak lapar sama sekali.

“Soo, ayolah! Kau harus makan! Sudah tiga hari kau tidak mengisi perutmu dengan makanan. Nanti kau bisa sakit Soo!” omel Kyuhyun. Ya, tiga hari ini aku tidak makan apapun. Hanya minum air putih saja, itupun sangat sedikit. Bagaimana mungkin aku bisa makan dengan nikmat, jika orang yang menyelamatkanku sedang sakit seperti ini? Lagi-lagi aku menangis. Perasaan bersalah sangat menghantui hatiku saat ini.

“Sudah kubilang jangan menangis! Kau tahukan, aku paling benci air matamu?” Ucap Kyuhyun dingin. Biasanya, aku langsung menuruti perkataannya untuk berhenti menangis. Tapi kali ini tidak bisa. Aku benar-benar merasa bersalah pada ayah.

Kyuhyun menarik tubuhku untuk berhadapan dengannya. Tatapannya sangat menyiratkan kesedihan yang sangat dalam tapi ia tutupi dengan wajah dinginnya. Aku tahu, Kyuhyun juga sangat merasa sedih melihat ayah seperti ini. Tapi dia sebisa mungkin terlihat tegar dihadapanku. Ini juga yang dilakukan Kyuhyun saat eomma meninggal dulu.

“Sudah kubilang, berhentilah menangis!” Ucap Kyuhyun sambil menghapus air mataku dengan jarinya. Tapi airmata ini kembali jatuh dan semakin banyak. Aku benar-benar tidak bisa mengontrol perasaanku dengan baik saat ini.

Kyuhyun memelukku erat dan aku membalas pelukannya. Semakin terisak keras karena perasaan bersalah ini. Aku tidak ingin kehilangan untuk yang kesekian kalinya. Apalagi penyebab ini semua adalah diriku.

“Ku mohon, berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Ini semua adalah takdir Tuhan, Soo!”
“Ta- tapi Kyu.. hiks.. ini semua salahku. Hiks. Andai saja ayah tidak melindungiku, mungkin ayah tidak akan mengalami hal seperti ini. Hiks.”

“Jika ayah tidak melindungimu, mungkin kau yang akan terbaring disana. Dan itu akan lebih membuat ayah terluka karena tidak bisa melindungi anaknya.”

“Tapi Kyu, harusnya aku juga melindungi ayah. Mungkin jika aku melindunginya, dia tidak akan separah ini!” Ucapku histeris.
“Kau merasa bersalah, tapi tahukah kau, aku lebih merasa bersalah atas kejadian ini? Jika saja kalian tidak mengantarku untuk ikut audisi tersebut, mungkin kecelakaan ini tidak akan terjadi! Tapi karena aku, kalian justru celaka. Aku lolos audisi itu, tapi kalian justru mengalami kecelakaan ini dan aku tidak bisa banyak membantu. Aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar ayah disembuhkan. Menurutmu, bagaimana perasaanku, huh?” ucap Kyuhyun parau. Aku terdiam mendengar ucapan Kyuhyun. Aku tidak pernah berfikir jika Kyuhyun juga menyalahkan dirinya sendiri seperti ini.

Aku semakin terisak dan mengeratkan pelukanku pada Kyuhyun. “Maafkan aku, Kyu! Maafkan aku!”

“Sudahlah, tidak ada yang perlu dimaafkan. Semua sudah terjadi. Kita hanya perlu berdoa pada Tuhan agar ayah cepat sadar” aku mengangguk pelan dalam pelukan Kyuhyun. Menghapus airmataku sendiri. Kurasakan Kyuhyun mencium puncak kepalaku. Aku harus tegar seperti Kyuhyun dan aku yakin, ayah akan sadar!

***

Sudah seminggu berlalu, tapi ayah belum sadar juga. Dokter bilang, semua alat vitalnya sudah kembali normal hanya menunggu ayah untuk sadar karena itulah ayah sudah dipindahkan ke ruang rawat biasa.

Aku melihat Kyuhyun sedang melamun didekat jendela. Sejak kemarin, dia sering melamun dan selalu mengecek ponselnya. Sebenarnya apa yang sedang dia fikirkan?

Ponsel Kyuhyun kembali bergetar tanda ada pesan masuk. Kyuhyun membacanya sebentar lalu meletakkannya lagi ke posisi semula. Dan dia kembali melamun lagi.

Aku merasa bingung dengan sikapnya. Perlahan, aku mendekat ke arahnya dan meraih ponselnya. Bahkan dia tidak menyadari keberadaanku yang ada didekatnya. Aku terkejut karena ternyata pesan tersebut dari salah satu produser orkestra yang Kyuhyun ikuti beberapa waktu lalu. Dan yang lebih membuatku terkejut adalah Kyuhyun ingin mengundurkan diri dari grup orkestra tersebut tapi sang produser mencoba untuk tetap mempertahankan Kyuhyun karena Kyuhyun sangat berbakat.

Aku menatap Kyuhyun dengan perasaan yang entah aku sendiri tidak mengerti. Aku sedih, marah, kecewa pada Kyuhyun. Tapi aku juga tidak bisa melakukan apa-apa. Karena Kyuhyun mengatakan alasannya untuk mengundurkan diri karena harus menjaga ayahnya yang sedang koma.

Ya Tuhan.. apa yang harus aku lakukan?

Aku memeluk Kyuhyun dari belakang dan menyandarkan kepalaku dipunggungnya yang lebar.

“Kau tidak perlu mengundurkan dirimu dari grup orkestra itu Kyu! Kau tenang saja, aku yang akan menjaga ayah disini sampai sembuh.” Ucapku pelan. Kyuhyun melepaskan pelukanku lalu menatapku dalam.

“Aku tidak akan membiarkanmu merawat ayah sendirian, Soo!”

“Tapi Kyu, impianmu sudah didepan mata! Selangkah lagi kau bisa mewujudkannya. Tapi kenapa sekarang kau malah mundur? Bukankah ini juga janjimu pada ayah?” Tanyaku.
“Tapi Soo-”
“Sssttt” aku menempelkan telunjuk jariku dibibirnya. Menatap Kyuhyun dengan pandangan meyakinkan. Aku tidak ingin Kyuhyun melepas impiannya. Dan aku juga tidak ingin ayah kecewa ketika sadar nanti jika tahu Kyuhyun mengundurkan dirinya dari grup orkestra itu.

“Percayalah padaku, aku akan menjaga ayah dengan baik.” Ucapku meyakinkannya. Kyuhyun menatapku, lalu tangannya menangkup kedua pipiku dan mengusapnya lembut dengan ibu jarinya.

“Sebelum aku pergi, ada satu hal yang hal yang ingin aku katakan padamu.”
“Apa?”
“Choi Sooyoung, saat ini dihadapan ayahku. Aku ingin melamar dirimu. Menjadikanmu pendamping hidupku dan juga ibu dari anak-anakku kelak. Choi Sooyoung, maukah kau menikah denganku?” Ucap Kyuhyun dengan lembut namun penuh ketegasan. Aku menatapnya penuh haru. Sebelum ini, ayah juga menginginkanku untuk menikah dengan Kyuhyun. Tentu aku sangat senang.

“Kau tahu, sebelum kau melamarku hari ini, ayah sudah memintaku terlebih dahulu untuk menikah denganmu. Tepat dihari kecelakaan itu terjadi.”

“Benarkah?” Kyuhyun terlihat sangat terkejut. Aku mengangguk mantap.

“Lalu, apa jawabanmu?”

“Hari ini didepan ayah, aku menerima lamaranmu, Cho Kyuhyun, untuk menjadi istrimu. Ibu dari anak-anak kita. Menemanimu hingga kau bosan. Bahkan aku akan selalu mencintaimu meskipun nanti kau sudah tidak mencintaiku lagi.” Akhirnya, kata cinta untuk Kyuhyun yang sudah sangat lama aku pendam terucap sudah. Semua orang juga tahu, bahwa aku sangat mencintai Kyuhyun. Karena sepanjang hidupku, aku hanya memilikinya.

Kyuhyun tersenyum senang. Kebahagiaan terpancar jelas dimatanya, begitupun denganku. Akhirnya, aku melabuhkan hatiku pada Cho Kyuhyun. Namja yang selalu berada disisiku sejak lahir, dan akan tetap menemaniku hingga akhir usiaku nanti. Namja yang aku cintai, kasihi dan sayangi seumur hidupku.

Kyuhyun mencium keningku lembut dan lama. Aku terpejam meresapi ciuman yang sangat aku sukai ini. Lalu Kyuhyun memelukku dengan erat, begitupun denganku.

“Jadi, kapan kau ingin aku nikahi?” Tanya Kyuhyun. Aku mendongak menatapnya. Itu yang saat ini sedang aku fikirkan.

“Bagaimana jika saat ayah sadar? Aku ingin ayah menyaksikan pernikahan kita. Tidak perlu yang mewah, kalau perlu hanya ada kita bertiga dan pendeta.” Ucapku. Meski aku tidak begitu yakin kapan ayah akan sadar, tapi aku akan tetap menunggunya.
“Lagi pula, kau kan juga harus memulai latihan dengan grup orkestra. Aku tidak ingin, pernikahan ini mengganggu fikiranmu dan merusak konsentrasimu.”

“Huuh.. baiklah jika itu yang kau inginkan.” Aku mengangguk mendengar ucapannya. Kyuhyun pun memajukan wajahnya kearahku. Mengecup bibirku dengan sangat lembut. Aku membelalakkan mataku. Selama dua puluh empat tahun hidup bersamanya, baru kali ini kami berciuman. Maksudku, Kyuhyun memang sering menciumku, tapi hanya sekedar dikening, pipi dan rambutku. Tapi untuk dibibir, baru kali ini kami melakukannya. Dia telah merebut ciuman pertamaku. Menjadi cinta pertama dan terakhirku.
Kyuhyun melumat pelan kedua bibirku. Membuat debaran jantungku semakin menggila. Aku menyukai ini, tapi aku tidak tahu harus membalasnya atau tidak.

Kyuhyun melepaskan ciuman kami, membuatku merasa sedikit kehilangan. Aku ingin dicium lagi!

Yak! Apa yang kau fikirkan Choi Sooyoung?

“Aku harus bersiap-siap sekarang. Latihan dimulai pukul empat sore nanti. Masih ada waktu untuk sampai tepat waktu disana.” Ucap Kyuhyun sambil melepas pelukan kami. Aku mengangguk pelan dan tersenyum kearahnya. Kenapa sekarang aku tidak ingin Kyuhyun pergi? Huuh.. aku tidak boleh seperti ini.

Kyuhyun mendekat kearah ayah. Menggenggam tangan ayah yang terdapat alat penjepit di ibu jarinya.

“Aku pergi dulu, ayah. Aku harap kau akan segera bangun dan melihat penampilanku nanti. Dan tentunya menyaksikan pernikahan kami” ucap Kyuhyun didekat telinga ayah, lalu dia mencium kening ayah.

Dalam hati, aku mengamini doa Kyuhyun. Ya Tuhan, tolong kabulkan permintaan calon suamiku.

“Aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik! Aku titip ayah padamu!” Ucap Kyuhyun padaku. “Dengan senang hati. Kau juga hati-hati disana!” Balasku. Kami berpelukan lagi dan Kyuhyun pergi meninggalkan rumah sakit.

Semoga kau berhasil sayang…

***
Kyuhyun pov

Satu bulan menjalani latihan yang intensif, benar-benar membuatku lelah. Jadwal latihan yang ketat membuatku benar-benar sibuk. Bahkan untuk menelepon Sooyoung saja baru bisa aku lakukan saat malam hari. Terkadang, aku baru bisa menghubungi Sooyoung dua atau tiga hari kemudian. Wanita itu hanya bisa memahami kesibukanku. Dan tidak lupa juga selalu mengingatkanku untuk menjaga kesehatan melalui pesan-pesan singkatnya.

Lusa, grup orkestra kami akan tampil di theater coex, seoul. Aku ingin sekali mengundang Sooyoung untuk datang melihat pertunjukanku. Tapi rasanya itu sangat mustahil. Sampai saat ini ayah belum juga bangun dari komanya. Beruntung, perusahaan truk penabrak itu membiayai seluruh pengobatan dan perawatan ayah. Supir yang menabrak sudah dipenjara karena secara jelas telah melanggar UU lalu lintas.

Aku memeriksa ponselku. Sudah lewat tengah malam. Aku ingin menelepon Sooyoung, tapi aku yakin yeoja itu pasti sudah terlelap dan aku tidak mau mengganggu waktunya.

Kau sudah tidur?

Aku mengirim pesan padanya. Hingga lima menit kemudian tidak ada balasan darinya.

Lusa grup orkestraku akan tampil di theater coex di Seoul. Ini akan menjadi penampilan pertamaku. Aku sangat ingin kau dan ayah datang melihatku. Tapi itu hal yang mustahil bukan? Hehehe.. Baiklah, doakan saja aku semoga berhasil. I love u, sayang :*

Aku hanya tersenyum membaca pesan yang aku kirimkan lagi pada Sooyoung. Meski aku tahu dia tidak akan membalas pesanku, tapi aku tetap melakukannya. Karena aku sudah terbiasa menceritakan apa saja yang aku lakukan seharian padanya. Ini bukan paksaan darinya, tapi karena memang diriku yang ingin berkeluh kesah padanya. Karena hanya dia yang paling mengerti aku.

Aku menaruh ponselku diatas nakas samping tempat tidurku. Sejak datang kesini, aku menyewa sebuah apartemen kecil. Sebenarnya ini apartemen milik Donghae, dia menyeeakannya padaku dengan harga murah. Tentu saja aku menerimanya. Aku tidak perlu apartemen mewah, karena aku harus menyisihkan uang yang aku dapat dari orkestra ini untuk keperluan hidupku dan ayah. Dan tentu saja untuk pernikahanku dan Sooyoung nanti.

Hari pertunjukkan telah tiba. Aku menghembuskan nafas berkali-kali. Ini adalah kebiasaanku untuk menghilangkan rasa gugupku. Kami sedang bersiap diruang tunggu. Acara akan dimulai sepuluh menit lagi.

Kulihat teman-temanku yang lain sedang ditemani keluarganya sebelum tampil. Aku sedikit merasa iri melihatnya. Aku juga ingin dikunjungi oleh keluargaku. Ahh, sudahlah Kyu! Jangan menjadi namja yang cengeng sekarang!

“Kyuhyun-ah!” Aku sedikit terkejut ketika Donghae memanggilku dengan suara yang kencang. Dia mengisyaratkanku untuk menghampirinya yang sedang berditi didepan pintu.

“Ada apa?”

“Kemarilah! Cepat!” Ucapnya sambil tersenyum lebar. Aku hanya menuruti perintahnya untuk menghampirinya.

“Ada yang ingin bertemu denganmu!” Ucap Donghae semangat.

“Aku? Siapa? Aku tidak punya kenalan siapapun disini kecuali kau” jawabku bingung.

“Kami yang ingin bertemu denganmu” aku terkejut bukan main. Itu suara Sooyoung. Dan kini dia sedang berdiri tidak jauh dariku. Bersama ayah yang duduk dikursi roda dihadapan Sooyoung.

Aku menatap mereka nanar. Apakah ini nyata? Apakah mereka benar-benar sedang berada dihadapanku?

“Yak! Kenapa melamun? Cepat temui mereka, bodoh!” Tepukan Donghae dibahuku membuatku tersadar. Jadi, ini bukan mimpi?

Aku berlari menghampiri mereka. Berlutut dihadapan ayah dan menggenggam tangannya yang hangat. Entah sejak kapan airmataku mengalir. Ayah sudah sadar! Tapi sepertinya ada yang tidak baik dengan tubuh ayah.

“Ayah, naega jeongmal bogoshipeoso” ucapku pelan. Ayah hanya diam dengan mulut yang tertutup. Badannya juga tidak bergerak sama sekali. Seolah seluruh badannya lumpuh, tidak bisa digerakkan. Hanya matanya yang menatapku dengan intens. Aku melihatnya dengan bingung dan menatap Sooyoung neminta penjelasan.

“Ayah lumpuh Kyu, pendarahan dikepalanya membuat seluruh syaraf ayah tidak berfungsi.” Ucap Sooyoung sedih. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini? Aku menatap ayah sambil menangis. Kulihat ayah juga meneteskan air matanya. Itu berarti pendengaran ayah masih berfungsi. Aku langsung memeluk ayah dengan erat. Membisikkan kata maaf sebanyak mungkin karena tidak bisa berbuat banyak untuknya.

Bahuku bergetar hebat, tapi kurasakan tangan Sooyoung melingkupi punggungku. Dia ikut memelukku dan ayah. Dan juga menangis dipundakku. Maafkan aku Soo. Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik.

“Persiapkan diri kalian. Saatnya untuk naik ke atas panggung.” Ketua grup kami datang untuk menyuruh kami bersiap-siap. Aku melepaskan pelukanku. Memeluk Sooyoung dan mencium keningnya. Lalu berganti memeluk ayah dan mencium keningnya juga.

“Aku persembahkan penampilanku hari ini untukmu, ayah!” Ucapku pelan. Ayah mengedipkan matanya secara perlahan. Yang kuartikan sebagai jawaban darinya. Aku tersenyum, setidaknya ayah masih bisa berkomunikasi meski hanya dengan kedipan mata.

Aku berdiri, begitu juga dengan Soooyoung. “Lihatlah penampilanku. Ini juga kupersembahkan untukmu, sayang!” Sooyoung mengangguk mendengar ucapanku. Aku mengelus kepalanya pelan. Lalu Sooyoung meninggalkan ruang tunggu untuk menuju ke kursi penonton yang sudah disiapkan.

“Aku masih tidak mengerti kenapa kau bisa tahu mereka adalah keluargaku.” Ucapku pada Donghae sambil berjalan menuju backstage.

“Tentu saja aku tahu, karena aku yang mengirimkan langsung undangan khusus untuk mereka.” Jawab Donghae.

“Mwo? maksudmu, kau sengaja datang ke desaku?” Donghae hanya mengangguk polos.

“Aku penasaran dengan keluarga yang sangat kau sayangi itu. Karena itulah, diam-diam aku mencuri nomor telepon calon istrimu itu dan meminta alamat rumahmu disana.”

“Nde?”

“Eisshh. Tidak usah terkejut seperti itu”

“Entah aku harus mengatakan kau itu bodoh atau nekat, tapi aku harus tetap berterima kasih padamu.”

“Eiittt.. tidak ada yang gratis didunia ini bung! Kau harus membayar karena aku sudah membawa keluargamu kesini!”

“Ciihh. Aku kan tidak memintamu untuk melakukannya! Tapi, baiklah. Apa yang kau inginkan?”

“Eumm.. kau harus membayar sewa apartemenku sepuluh kali lipat. Atau kau bisa melepaskan status calon suami Sooyoung-ssi untukku.”

“MWO?”

“Hahaha. Aku hanya bercanda! Sudahlah. Kita harus cepat naik ke atas panggung!”

Aku tersenyum melihat kejahilan Donghae. Aku beruntung karena memiliki seorang teman baik seprti dia. Meski kami baru kenal, tapi dia sangat baik padaku.

Baiklah, saatnya menampilkan yang terbaik dihadapan ayah dan calon istriku, Choi Sooyoung.

***

=Epilog=

Kyuhyun pov

Tiga puluh tahun telah berlalu. Tahun demi tahun aku lewati bersama istriku tercinta, Choi Sooyoung.

Sehari setelah konser pertamaku bersama grup orkestra, aku melangsungkan pernikahan di gereja di desaku. Pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh aku, istriku dan ayah. Dan tepat setelah aku dan Sooyoung mengucapkan janji suci, ayah meninggal dunia. Didalam pelukan hangatku dan Sooyoung. Wajah ayah yang tertidur untuk selamanya terlihat sangat damai dan bahagia. Mungkin itu pertanda jika ayah memang merasa bahagia karena bisa melihatku telah menjadi seorang pemain orkestra dan menikah dengan Sooyoung sesuai dengan keinginannya. Ayah, aku harap kau juga bahagia disana bersama eomma dan kedua orang tua Sooyoung.

“Ayah, bisa kau dengarkan melody buatanku ini? Aku butuh pendapatmu” Itu suara Cho SooHyun, putraku. Usianya sudah menginjak 22 tahun dan dia mengikuti jejakku menjadi pemain orkestra juga. Selama delapan tahun aku bergabung dalam orkestra The Knight, hingga akhirnya aku yang ditunjuk untuk menjadi produser grup orkestraku sendiri.

Awalnya, aku ditunjuk sebagai leader dari grup. Karena kepemimpinanku yang bagus dalam mengkoordinasi grup, dan berhasil membawa nama orkestra The Knight dikenal diseluruh dunia. Produser Han mempercayakanku untuk menjadi penerusnya sebagai produser grup orkestra ini. Kini, grup kami menetap di German selama lima tahun terakhir. Dan keluargaku juga ikut menetap disini.

“Ayah, saatnya minum obat!” Itu suara Cho Hyunsoo, putriku satu-satunya. Aku dan Sooyoung sengaja memberikan mereka nama yang hampir mirip karena mereka memang anak kembar. Ya, Sooyoung melahirkan anak kembar. Sungguh kebahagiaan yang tiada tara untukku.

Tapi Hyunsoo lebih senang dipanggil Summer, sebutan ibunya dulu saat masih remaja. Dia memang menuruni sifat ceria Sooyoung. Karena itulah dia ingin dipanggil sama seperti ibunya. Berbeda dengan Soo Hyun yang memilih menjadi pemain orkestra, Hyun Soo justru lebih memilih menjadi seorang dokter. Alasannya, karena ia ingin menyembuhkan ibunya. Ya, Sooyoung sakit. Mengidap penyakit kanker hati sama seperti ibunya dulu.

Menyakitkan memang saat mengetahui orang yang paling kau cintai ternyata memiliki penyakit yang sangat mematikan. Aku sudah berusaha sebisa mungkin mencarikan dokter yang terbaik diseluruh German, tapi mereka semua sudah mengangkat tangan mereka. Kini, aku dan anak-anak hanya bisa pasrah menerima takdir Tuhan untuk terus meminta keajaibannya. Mengangkat penyakit Sooyoung dari tubuhnya.

“Ini obatnya ayah” Hyunsoo menyodorkan beberapa butir obat kehadapanku. Jika kalian berfikir aku juga mengidap penyakit, kalian salah. Aku hanya sedang kelelahan karena baru saja menggelar acara di Belanda. Kami mendapat undangan khusus dari kedutaan Korea yang berada disana untuk mengiringi acara amal disana selama tiga hari berturut-turut. Dan tentu saja hal itu cukup membuatku kelelahan diusiaku yang sudah 54 tahun ini.

Terkadang, aku berfikir untuk berhenti dari dunia orkestra ini, tapi Sooyoung selalu melarangku karena dia menganggap belum saatnya aku berhenti.
“Bagaimana keadaan ibumu, nak?” Tanyaku setelah menenggak obat pahit tersebut.

“Tensi darahnya rendah, tapi organ vitalnya stabil.” Ucapnya sambil duduk disebelahku. Sudah dua minggu pasca operasi, keadaan Sooyoung masih belum stabil. Kadang dia tidak sadarkan diri selama dua hari. Kami memang sengaja merawat Sooyoung dirumah kami yang aku beli disini. Uang yang kudapat dari pekerjaanku cukup membuatku bisa membeli rumah ini dan beberapa alat canggih yang ada dirumah sakit untuk dipakai dirumah. Tentunya dengan mengurus izin yang tidak mudah karena alat tersebut memang tidak dijual bebas.

Tapi itu semua menjadi mudah karena Hyunsoo. Dia dinobatkan menjadi dokter wanita termuda karena usianya yang baru 22 tahun sudah mendapat gelar doctor. Dan tentunya, dia menjadi mahasiswa kebanggaan di universitas tempat dia menimba ilmu. Karena itulah, kami bisa memiliki alat canggih tersebut dirumah, berkat bantuan para profesor Hyunsoo. Sooyoung sangat bangga memiliki anak seperti Soohyun dan Hyunsoo. Entah darimana otak genius hyunsoo diturunkan, tapi aku juga sangat bangga padanya.

“Apa tidak sebaiknya kita bawa eomma ke rumah sakit, yah?” Kini putraku juga ikut duduk disebelahku. Aku memandang kearahnya, wajahnya sangat mirip denganku. Sedangkan Hyunsoo lebih mirip dengan Sooyoung.

“Tidak perlu, oppa. Aku masih bisa merawatnya sendiri. Lagipula keadaan eomma sudah mulai membaik.” Ucap Hyunsoo. Dia memang agak keras kepala, sama persis seperti Sooyoung. Dia memang bersikeras untuk merawat Sooyoung semampunya. Dan aku tidak bisa untuk menolak permintaan anakku sendiri. Karena aku juga sudah pasrah pada Tuhan untuk kemungkinan yang paling buruk terjadi.

Sooyoung pov

Satu lagi hari kusambut dengan rasa syukur karena masih bisa melihat kedua anakku dan suamiku tercinta sedang menatapku penuh kebahagiaan.

Kami sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan. Setelah beberapa hari hanya terbaring dikamar, aku merasa bosan. Dan sekarang, dengan sedikit dipaksakan, aku meminta Kyuhyun untuk membawaku ke meja makan. Dengan digendong ala bridal, aku menikmati pelukan singkatnya itu. Dan hal itu tak luput dari anak-anak yang menggoda kami.

Aku menatap satu-persatu keluarga kecilku. Entah kenapa aku merasa waktuku tidak akan lama lagi. Penyakit ini semakin menyiksa tubuhku.

“Okee. Sudah cukup untuk saling menatap, sekarang saatnya makan!” perkataan Soohyun menyadarkan kami semua. Dia putraku dan sangat mirip dengan Kyuhyun. Sedikit nakal tapi tetap membuat aku dan Kyuhyun bangga karena prestasinya dibidang seni dan olahraga. Aku pernah berfikir jika dia akan menjadi seorang atlit, tapi ternyata dugaanku salah. Dia lebih memilih menjadi pemain orkestra sama seperti ayahnya.
Kami makan dengan diselingi cerita kegiatan Soohyun dan Hyunsoo di kampus. Aku senang karena setidaknya mereka masih bisa tertawa meski memiliki ibu penyakitan.

“Masakanmu semakin hari semakin baik saja, sister!” Puji Soohyun.

“Tentu saja! Karena aku sudah banyak belajar dari eomma. Yakan eomma?” Aku mengangguk sambil tersenyum menjawab putriku. Tiba-tiba Kyuhyun menggenggam tanganku. Aku juga tersenyum ke arahnya.

Setelah selesai sarapan, kami semua berkumpul diruang keluarga. Aku dan Kyuhyun duduk disofa dan kedua anakku duduk dilantai sambil memainkan game portable. Hobby Kyuhyun yang satu ini menurun kepada kedua anakku. Meski Hyunsoo seorang wanita, tapi dia sangat jago dalam memainkan berbagai games. Dia memang sedikit tomboy. Mungkin karena lebih sering bermain dengan Soohyun dan teman laki-lakinya yang lain.

Kyuhyun menggenggam tanganku dan membawanya kehadapan bibirnya. Menciumi punggung tanganku berulang kali. Aku selalu suka setiap kali Kyuhyun menciumku. Seolah ciumannya itu adalah candu untukku.

“Oppa, terima kasih karena telah hadir didalam hidupku. Terima kasih karena sudah menjadi sandaran untukku selama ini. Terima kasih karena sudah bertahan disiku dan sabar memghadapi seluruh sifatku.”

“Kau tidak perlu berterima kasih sayang. Karena akulah yang harusnya berterima kasih padamu dan juga keluargamu. Karena ibumu sudah mau merawatku layaknya anak kandung. Dan karena kau sudah mau menjadi pendamping hidupku bahkan sejak kita lahir.”

“Mungkin, inilah takdir Tuhan untuk kita. Aku diciptakan untukmu, dan kau diciptakan untukku.” Kyuhyun mengangguk lalu mencium pelipisku.

“Oppa, kau harus ingat. Aku tak akan pergi, selalu ada dihatimu. Begitupun dengan dirimu. Kau tak pernah jauh, selalu ada didalam hatiku. Oppa, saat aku tidak ada lagi disisimu, aku akan menunggumu dikeabadian nanti.” Air mataku menetes mengatakan ini. Sungguh, aku tidak ingin meninggalkannya, tapi ini sudah takdir Tuhan. Semua yang hidup, pasti akan mati.

Aku mengerutkan dahiku dan menahan nafasku. Tiba-tiba jantungku terasa sakit. Nafasku menjadi sesak hingga aku kesulitan bernafas. Tapi sebisa mungkin aku bersikap normal dihadapan Kyuhyun yang terlihat khawatir.

“Gwaenchana?” Bisiknya pelan. Sangat pelan karena hanya aku yang mendengarnya. Aku tahu, Kyuhyun sangat mengkhawatirkanku. Bahkan secara terang-terangan dia mengatakan kekhawatirannya padaku. Dia merasa bahwa waktuku tidak akan lama lagi. Akupun juga memiliki firasat yang sama. Diapun berjanji untuk selalu menemaniku. Aku hanya bisa menurutinya. Aku tidak ingin, Kyuhyun merasakan kehilangan yang sama seperti yang pernah dirasakannya dulu. Dan aku juga ingin seperti ayah, meninggal didalam pelukan keluargaku.

“Arrghh” erangku pelan. Menggenggam tangan Kyuhyun lebih erat. Sakit di jantungku semakin menggila. Dan merambat ke hatiku dan juga sekitar perutku.

“Yeobo..” erangku lagi. Kyuhyun mengusap keringat dipelipisku. Anak-anak yang sedang fokus pada gamespun menoleh ke arah kami.

“Eomma? Gwaenchana?” Ucap mereka bersamaan. Aku hanya bisa menggeleng pelan sambil terus mengerang sakit. Tuhan, apakah sekarang waktuku untuk meninggalkan mereka?
Hyunsoo berlari mengambil stetoskop dan memeriksa keadaanku. Entah apa saja yang dia lakukan padaku aku sudah tidak bisa merasakannya. Hanya rasa sakit disekujur tubuhku yang aku rasakan.
“Anak-anak” ucapku terbata.
“Eomma pinta, jadilah anak yang baik. Yang patuh pada appa. Jaga diri kalian sebaik mungkin. Jauhi pergaulan bebas dan tetaplah jadi anak eomma yang membanggakan.” pesanku.

“Oppa, yeobo..” ucapku semakin pelan. Karena rasa sakit ini semakin menjadi.

“Jadilah ayah yang kuat. Eugh.. yang bisa melindungi anak-anak. Jangan pernah berbuat kasar pada mereka. Dan, dan tetaplah mencintaiku.”

“Tentu sayang. Aku akan selalu mencintaimu. Kau selalu jadi yang pertama dan terakhir untukku sayang.” Aku tersenyum mendengarnya.

“Peluk aku” ucapku lirih.

Kedua anakku memelukku erat. Dan Kyuhyun juga ikut memeluk kami semua. Aku bahagia. Disaat terakhirku, aku bisa berada dipelukan orang-orang yang paling kusayangi.

Kepalaku semakin terasa sakit, seprti ada yang menjambak rambutku dengan sangat kencang. Nafasku semakin tercekat. Dan aku merasa aku melayang. Ini adalah waktuku. Selamat tinggal sayangku.

“Sa..rang..hae”

…FIN…

Haiiii… really long time no see gaes!!
Maaf belum bisa update ff baru atau lanjutin yang lama.
Tapi, spesial untuk hari ini, gue mau berbagi ff uri KyuYoung buat para KNIGHT yang lagi annive. Ini kado spesial dari gue buat kalian looh!! Tapi maap yee kalo mengecewakan. Soalnyaa, moodnya lagi campur aduk. Jadi yaa sedikit banyak ngaruh deeh pas lg ngetik ini ff.

Dan maaf juga kalo tampilannya acak adul dan banyak typo. Soalnya gue publish lewat hape. Jadi mungkin displaynya agak lain.

Last but not least,
Happy anniversary KNIGHT yang ke ….. (isi sendiri)
Tetap cintai uri KyuYoung-ie yaaa!! Meskipun tahun ini belom ada moment special mereka, tapi kita gak boleh patah semangat! Dan gue yakin banget, tahun ini PASTI ada momen kyuyoung *jan terlalu tinggi ngarepnya vroh!* hahahahaha :v
Okaay, jangan lupa kasih komentarnya! Ini gue maksa loh ya! Soalnya, ini ff pertama yang gue bikin dengan isi paliiiiiiiiiiiing panjaaaaaaaaaaaang!! Ff ini dibuat sebanyak 30 halaman Ms. Word dalam waktu 14 jam (ini pun harus sambil beberes rumah sama bantuin nyokap masak buat pengajian). Jadi, gue harap kalian mau kasih komentar. Caci maki juga boleh deh yang panjang juga gpp. *palingan abis gue baca lgsg gue blokir* wkwkwkwkwk ^^v
Yaudah yaa. Paiii ^^/

9 thoughts on “Cinta Sejati

  1. terharu banget gue baca ff nich,,,
    well cinta sejati ada klo loe percaya!!!
    klo buat Kyuyoung pingin bgt klo mereka “real couple” nympe jdi “True Love” ( ngrep banget).
    Happy Kyuyoung Anniversary yah.
    Kyuuoung jjang

    Like

  2. akkkkk … terharu banget baca nya …semoga aja di dunia nyata soo itu cinta sejati nya kyu, dan pasti nya sebalik ny donk …
    di tunggu ff lainny …

    Like

  3. Omg sweetny ku harap apa yg ada di cerita ff ini bsa menjadi cerita hdup nnti pengen bgts punya jodoh kya kyuhyun di sini pertama dan terakhir

    Like

  4. Pingback: My Love My Seonsaengim Part 12 END | Bolang Famous Team

Leave a reply to SaeSae Cancel reply